sumpah! aku bikin blog ini cuma buat gagah-gagahan doang kok! bohong kalo ada yang bilang aku bikin blog ini cuma sebagai catatan harian!!!

Friday, October 31, 2008

pindahan....

haii... aku dah habis kontraknya buat nongkrong di sini [salahku juga sih, baru tulas-tulis bentar dah langsung hiatus berlama-lama]

so.. kalo mau, kamu dateng aja ke tempat nongkrongku yang baru di sini

haii... aku dah habis kontraknya buat nongkrong di sini [salahku juga sih, baru tulas-tulis bentar dah langsung hiatus berlama-lama]

so.. kalo mau, kamu dateng aja ke tempat nongkrongku yang baru di sini

Monday, July 28, 2008

terakhir nulis november 2006... siighh... udah lama banget... padahal banyak banget kejadian-kejadian ga mutu yang terjadi selama itu...

Thursday, November 09, 2006

ngga penting, ngga usah di baca!!!

I hate you, I hate you, I hate you a lots!

Kamu datang begitu saja. Masuk ke ruangan yang paling pribadi di kehidupanku. Mengacak-acak tempat persembunyian terakhirku. Menghabiskan semua cadangan energiku. Menginjeksikan serum-serum keparat yang membuat aku ngga bisa melupakan kamu sedetikpun. Menjungkir-balikkan semua logika dan kewarasan yang aku miliki. Mengikis habis semua kecerdasan yang ku kumpulkan dengan susah payah. Melabeli setengah dari kepingan-kepingan yang tersisa di sini dengan namamu. Sehingga selamanya aku ngga akan pernah bisa “utuh” kembali. Dan yang paling parah, kamu berhasil membuatku berpikir tentang komitmen! Sesuatu yang, sebelum kamu datang, menjadi “benda” terkutuk di sini.


I hate you, I hate you, I hate you a lots!
p.s: di bilangin ngga penting, masih di baca juga! wasting time kan?

Sunday, October 29, 2006

sebuah catatan di penghujung pagi

Asbak penuh puntung rokok yang terbakar habis.

Rokok mungkin “mahluk” yang mulia. Demi menyenangkan “sang junjungan”, ia rela menjadi martir. Mati terbakar dan terbuang. Setia dalam diam.Demi kepuasan sang junjungan. Namun, rokok juga mungkin “seorang” penjilat! Menggerogoti kehidupan dari dalam. Menawarkan kenikmatan yang harus di tebus dengan harga yang sangat, sangat mahal.

Tapi kenapa aku malah membahas rokok? kenapa aku nggak membahas yang lain? Let see, di meja makan tempat aku ngejogrok sekarang, ada banyak benda selain rokok. ada botol green sands yang sudah tandas tak tersisa, ada segelas kopi yang telah kehilangan kehangatannya, ada botol saus yang isinya sudah aus di hajar kadaluwarsa, dan masih banyak benda lain. Piring, sendok, tudung saji, bahkan… kamera dijital 5 mega piksel! Kenapa bisa ada kamera di meja makan? Kamera dan meja makan ngga ada korelasinya ama sekali kan? Kalian boleh tereak-tereak memprotes keberadaan sang kamera di meja makan. Tapi itu kenyataannya. Ada kamera di meja makan. Betapa meja itu begitu penuh pengertian. Merelakan tubuhnya di tempati benda yang tidak ada hubungan sama sekali dengan keberadaan dirinya sendiri.

Sama seperti bumi yang kita tinggali sekarang. Betapa ibu bumi begitu penuh pengertian. Merelakan tubuhnya yang telah renta ini untuk di tempati oleh “benda” bernama manusia. Sama seperti kamera yang tidak memberi nilai tambah pada keberadaan sebuah meja, manusia pun agaknya tidak pernah atau jarang sekali memberi nilai tambah kepada bumi. Bahkan manusia bersikap lebih kurang ajar di banding kamera yang ada di meja makan. Kamera yang ada di meja makan hanya berdiam diri tidak melakukan apa-apa di atas meja makan. Cuma menunggu waktu untuk di pindahkan sang pemilik ke tempat yang lebih baik. Manusia? Tidak cukup hanya memenuhi setiap sudut bumi dan mengaku-ngaku sebagai penguasa. Manusia bahkan secara sistematis dan terus menerus mengeksploitasi bumi. Bukannya memberi nilai tambah kepada bumi. Manusia memiliki kecenderungan untuk memperkosa bumi sampai di luar batas kewajaran. Penebangan hutan yang tidak terkendali, memproduksi polusi besar-besaran, menemukan efek rumah kaca, dan semuanya atas nama kemajuan, atas nama pembangunan. Bumi baik-baik saja, sampai hadirnya sebuah makhluk berjudul manusia datang dan memporak-porandakan bumi.

Apakah bumi protes atas semua tindakan manusia? Ngga sama sekali. Bumi, dengan segala pengertian dan kebijaksanaannya, menerima manusia berjalan di atas permukaannya. Meskipun sakit, meskipun terluka, meskipun kadang harus menahan tangis, bumi ngga pernah sekalipun mempunyai pikiran untuk membalas perbuatan manusia. Bumi tampaknya sudah menguasai ilmu ikhlas.

Sebagian manusia sering menuduh bahwa bumi sedang marah saat laut, yang notabene bagian dari bumi, mengirimkan tsunami. Atau saat bumi bergemeretakan. Padahal, bukan itu yang sebenarnya terjadi. Tsunami adalah tanda keakraban antara laut dan daratan. Sama seperti pelukan erat di antara dua sahabat yang telah lama tak bertemu. Dan wajar kalo sesekali bumi bergemeretakan. Ingat, bumi sudah tua sekali! Sama seperti kakek-kakek yang sudah banyak kehilangan “oli” untuk melumasi persendiannya. Demikian pula bumi. Its normal mate!

Seharusnya kita ngga mengeluh kalo hal tersebut menimpa kita. Itu resiko yang mungkin saja terjadi selama kita berdiam di atas bumi. Tau ngga? Kamera yang ada di meja makan pun menyadari resiko berada di atas meja makan. Dia bisa saja terkena percikan saos yang sudah kadaluwarsa, mungkin saja terkena abu rokok yang menumpuk melebihi daya tampung asbak. Yang palin parah, bisa saja dia terendam air yang tumpah dari gelas yang berdiri miring menunggu jatuh, di atas meja. Dan karena menyadari segala resiko tersebut, kamera ngga pernah sekalipun mengeluh.

Mungkin kita memang harus belajar dari kamera yang ada di atas meja makan. Yang hanya berdiam diri tidak melakukan apa-apa di atas meja makan. Cuma menunggu waktu untuk di pindahkan sang pemilik ke tempat yang lebih baik. Mungkin kita juga sebaiknya berdiam diri, menahan nafsu untuk merusak bumi lebih parah lagi. Mungkin kita sebaiknya menerima saja pemberian sang bumi yang sudah begitu baik terhadap kita. Sampai tiba waktunya “pemilik” kita memindahkan kita ke tempat yang lebih baik.

Mungkin juga sekarang waktu yang paling tepat buat aku menyudahi “kuliah” yang ngga mutu ini.. Atau, bagaimana kalo kita lanjutkan dengan membahas piring, botol saos, dan segala macam benda yang ada di atas meja makan tua ini?

hahahaha…. Aku Cuma bercanda teman [aku bisa mendengar teriakan protes kalian dari sini]… oke ini saatnya untuk mematikan laptop, menandaskan kopi yang tinggal se-kecretan, dan menyerah pada pelukan sang malam. Sampai ketemu lagi di kuliah-kulian ngga mutu-ku yang lainnya…
p.s: met lebaran buat semua yang merayakannya...

Saturday, October 07, 2006

Virgin-Complex

Sekarang lagi di Jogja. Ngurus kerjaan sekalian refreshing dikit. Ngga tau kenapa, cuman jogja yang bisa bikin aku aku nyaman beraktifitas [ selain city of light, my luvely motherland ]. Mungkin karena hampir lapan taon lamanya aku stay-tune di sini. Jadi berasa udah kayak rumah ke dua aja buat aku. Di sini aku belajar tentang hidup, berbuat dosa, bercinta, bertemu dengan sahabat-sahabat sejati, dan menemukan banyak keajaiban-keajaiban kecil lain yang menyenangkan. Ngga heran kalo kota ini selalu berhasil “merayu” aku untuk selalu kembali dan kembali lagi ke sini.

Anyway, guys ada sesuatu yang pengen aku share ama ente-ente semua. tadi ada temenku yang maen ke kos ku. Habis ngobrol ngalor-ngidul ngga nggenah, tau-tau dia Tanya ama aku kayak gini

don, kalo kamu punya cewek yang kamu sayaaaannnggg banget. Dan kalian berdua udah sama-sama serius. Pas kalian mau merit, tau-tau dia bilang kalo dia udah ngga perawan lagi, what would you do?

ngedenger pertanyaan kayak gitu, aku langsung diem sejenak, berpikir. Beberapa lama kenudian, waktu temenku udah mulai mengira aku tertidur sambil melek [ anjieueng serem banget ya, tidur dengan mata terbuka ] aku baru bisa ngejawab…

well, aku belum pernah ngalamin hal kayak gini. Mungkin aku bakal tanya balik ke dia, what she want me to do honestly

lho kok malah balik nanya?

Karena semua tergantung ama si cewek, mau jalan terus, atau selesai ampe di sini.

Berarti kalo si cewek masih pengen jalan terus, kamu bakal jalan terus?

Ya…

Meskipun dia udah ngga perawan?

Meskipun dia udah ngga perawan!

Kalo boleh tau, kenapa kamu bisa bersikap seperti itu?

Cuma masalah sudut pandang aja actually, buat aku, banyak pertimbangan untuk menjalin suatu hubungan. Salah satunya adalah kejujuran. Mau dia perawan, anak orkay, mirip ama mariana renatta, tapi kalo dia ngga bisa jujur sama diri sendiri, buat apa??? Tapi, meskipun dia ngga perawan, fisically mirip orang utan, anak orang ngga punya, asal dia bisa jujur ama diri sendiri, buat aku ngga masalah…

Butuh effort yang ngga kecil untuk bisa bersikap jujur ama diri sendiri. Ngga semua orang berani untuk mengakui “kesalahan” nya sendiri. Apalagi kalo dia tahu, kejujurannya bisa mendatangkan konsukuensi yang berat. Demi menghindari itu banyak orang yang memilih untuk menyembunyikan ketidak sempurnaan-nya sendiri.

Rhenard Kasaly dalam salah satu bukunya pernah nulis kayak gini [garis besarnya] :

Ngga peduli seberapa jauh kamu berjalan, saat kamu sadar bahwa jalan yang kamu tempuh itu salah, kamu selalu bisa merubahnya. Kembali ke jalan yang lebih baik.

Semua orang pernah melakukan kebodohan. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Sebesar apapun kesalahan atau kebodohan yang pernah kamu lakukan, itu bukan masalah, selama kamu mampu menarik pelajaran dari situ. Selama kamu masih mampu untuk terus maju. Selama kamu masih mau untuk berubah menjadi lebih baik lagi, hari demi hari.

so kalo cewek yang aku sayang bikin pengakuan kalo dia udah ngga perawan. Dia mengakui hal itu dengan kemungkinan terburuk adalah kehilangan aku, orang yang dia sayang. Orang yang paling dia percaya. Orang yang paling penting buat dia. Laki-laki yang paling dia inginkan untuk menghabiskan hari-hari bersama sampai tua.

Dan aku, aku bakal menghargai kejujuran dia. Dan, INSYAALLAH aku bakal makin sayang ama dia. Jadi kalo dia masih mau jalan terus ama aku, aku bakal jalan terus ama dia. Stay with the commitment, what ever it takes, itu prinsip yang aku pegang dalam menjalin sebuah deep-relationship….

Demi mendengar semua penjelasan aku, temen ku Cuma bisa bengong, mungkin takjub kali ngelihat temennya yang udah di vonis Cuma memiliki kecerdasan setingkat protozoa, bisa ngeluarin statement yang luar biasa kayak gitu.

Tapi kalo dia mau berpikir lebih bijak, dia bakal paham kenapa aku punya prinsip kayak gitu. Dengan kondisi tampang dan keuangan yang serba pas-pasan kayak aku. Wajar kalo aku ngga punya banyak pilihan buat mencari pasangan hidup. Aku ngga mungkin dapet cewek yang cakep, tajir, pinter, dan terkenal [lupakan Marianna renatta, she’s too rich, too beauty, and too famous for me]. So, cuman kejujuran doang item yang tersisa buat aku. Kasih aku cewek yang jujur ama dirinya sendiri, dan aku bakal nyayangin dia seumur hidup…

Gimana dengan kalian guy’s…???

Monday, September 25, 2006

Puasa dateng lagi...

Don kinoy mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi mereka yang menjalankan. semoga kita di beri kelancaran dalam berpuasa dan beribadah. Amien…

Seperti biasa, hari pertama puasa jadi hari yang paling berat buat di jalanin. Bukan hanya masalah nahan haus dan lapar doang yang berat… tapi juga berat dalam menahan nafsu-nafsu yang lain. Kayak nahan hasrat buat ngerokok [man, menurut aku ini yang paling berat] hasrat buat jelalatan liat yang “bagus-bagus”, hasrat buat ngumpat dan ngerasani orang lain… tapi semua itu bakalan kebayar saat kita masuk di idul fitri. Setelah sebulan penuh berjuang, akhirnya kita menjadi manusia yang “putih bersih” kembali. Sebuah imbalan yang cukup pantas buat perjuangan kita menahan segala nafsu yang ada dalam diri. Cuma ya itu tadi, godaannya banyak banget. Bikin kita males buat ngapa-ngapain.

Kayak sekarang, ini udah hari kedua puasa, tapi aku masih males buat beraktifitas di luar. Seharian ngendon aja di rumah. Kalo ngga ngebo ya utak-atik computer. Bukan karena males. Cuma panasnya itu yang bikin nyali belum apa-apa udah menciut duluan pas mau keluar rumah. Untung aku ngga kerja ama orang, jadi aku bebas ngatur jadwal kerja ku sendiri. Cuman, bermalas-malasan kayak gini tetep aja ada efek sampingnya, yaitu, hari jadi berasa panjang banget man! Dikit-dikit lihat jam. Jadi kayak buah simalakama, di makan, babeh benjol! Ngga di makan Enyak yang benjol…. Keluar takut batal, ngga keluar, mati bosen!

Makanya aku udah bikin mental-note, besok, mau sepanas apa pun hari itu, aku bakal tetep keluar rumah buat nyelesein gawean yang tertunda. Lagian kata orang, bekerja di bulan puasa pahalanya gede jack… apalagi bulan puasa kan bulan penuh rizqi, kalo kita cuman ngendon di rumah doang, gimana rejeki mau nyamperin kita?

Akhir kata, mari kita berjuang melawan kemalasan yang hadir di bulan puasa ini. supaya puasa yang kita jalani jadi lebih bermakna, ngga Cuma sekedar nahan laper ama aus doang… akur???

Tuesday, September 19, 2006

So so Tired...

Udah lama ngga tulas-tulis di sini. Padahal dulu udah janji bakal rutin ngisi nih blog! Sebetulnya bukan gara-gara males nulis, tapi lebih karena aku sedang balapan lari ama waktu. Gara-gara kemaruk ngejar job di luar kota bikin Waktu ku banyak habis di jalan bung! Buat sekedar ngelurusin punggung aja harus curi-curi waktu. Apalagi buat nulis hal-hal yang “ngga mutu” kayak gini. Bayangin aja, sejak dari pertengahan agustus ampe sekarang kerjaanku cuman bepergian dari satu kota ke kota yang lain. Mulai dari semarang, jogja, purwokerto, tegal, cirebon, bandung semuanya udah aku jelajahi. Asli tua di jalan! Saking seringnya “ngelayap” bikin badan jadi gampang banget sakit. Dikit-dikit masuk angin, meriang. Sampe-sampe badan jadi penuh “tato” buah karya ibunda [baca: kerokan]. penampilan juga udah kayak orang nomad aja. bawa tas ama peralatan mandi kemana-mana. mirip pengungsi kapiran.

Belum masalah disorientasi ruang dan waktu. Di semarang, waktu nunut nginep di rumah temen, pas bangun tidur, aku sempet blank, bingung, ngga tau lagi ada di mana. Lumayan lama juga aku terbengong-bengong sendiri saking blank-nya. Tampang yang udah tolol jadi tambah kelihatan imbesil. Kalo aja temenku waktu itu ngga masuk ke kamar tempat aku tidur, dan menjelaskan kalo aku ada di rumah dia, mungkin sampe sekarang aku masih ngejogrok sambil bengong di kamar dengan ekspresi kayak orang nahan kentut. Kalopun ngga harus keluar kota, biasanya schedule-ku di isi oleh rapat-rapat yang di gelar secara marathon [bahasanya gaya euy, EYD pisan!] bareng rekan-rekan kerjaku.

Kadang bosen juga ngejalanin hidup kayak gini. Kadang pengen juga sekali-sekali duduk tenang ngga mikir apa-apa. sejenak menghela nafas.Tapi mau gimana lagi? Buat orang yang lagi di kejar-kejar umur, istirahat jadi prioritas ke sekian. Lagi pula, ini harga yang harus aku bayar. Dulu pas yang lainnya sibuk menata masa depan, aku malah sibuk kelayapan ngga ada juntrungannya. Haha-hehe kemana-mana. Sekarang, waktu yang lainnya udah mulai menikmati hasil jerih payahnya, aku malah baru mulai. Dan dengan umur yang beranjak uzur kayak aku sekarang. Aku harus bener-bener kerja keras banting tulang dua kali lebih berat, di bandingkan mereka-mereka yang udah merintis masa depan dari dulu.

Tapi ngga papa deh. Yang penting “hajar” dulu aja setiap kesempatan yang datang. Kesempatan untuk menjadi lebih baik hari demi hari. Dan pada saat kesuksesan itu datang, aku yakin semua rasa capek ini bakal hilang. Berganti dengan rasa puas. Puas karena berhasil menaklukkan hidup. So, buat yang sekarang juga sedang berjuang, ayo terus berlari dhab! Jangan pernah berhenti sebelum apa yang kamu cita-citakan tercapai.

p.s: buat Dewi yang baru aja ulang tahun, getting old is suck! Right?